Literasi Humanistik Dalam Tradisi Ngaroangin
Keywords:
Interaksi sosial, Tradisi ngaroanginAbstract
Artikel ini menguraikan tentang tradisi ngaroangin yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan atau mempererat hubungan antar kelompok maupun individu dalam masyarakat revolusi industri 4.0. Tradisi Ngaroangin merupakan tradisi yang masih dipertahankan oleh masyarakat desa Munduk Bestala. Tradisi ini mampu membangun interaksi social masyarakatnya dan sangat sesuai dengan kebutuhan masyarakat era revolusi industry untuk mengembangkan literasi humanistic. Tradisi ngaroangin mampu memberikan pembelajaran dalam mempertahankan hubungan interaksi sosial di masyarakat. Tradisi ini dilakukan saat anggota masayarakat Munduk Bestala mengalami kedukaan, para anggota masayarakat sekitar melalui tradisi ini secara otomatis mengambil peran dalam mempersiapan berbagai kebutuhan dalam upacara kematian. Untuk itu akan dilakukan kajian mengenai literasi humaistik dalam tradisi ngaroangin.
References
Duija, I. N., Aria, K., & Dewi, P. (2019). Position of Satua or Bali Myth in Socio-Cultural Change in Society. https://doi.org/10.4108/eai.27-4-2019.2286851
Hasugian, R. M. (2017). UPACARA KEMATIAN SAUR MATUA BATAK TOBA: ANALISIS TRADISI LISAN. LINGUA: Journal of Language, Literature and Teaching. https://doi.org/10.30957/lingua.v14i2.326
Karim, A. (2017). MAKNA RITUAL KEMATIAN DALAM TRADISI ISLAM JAWA. Sabda : Jurnal Kajian Kebudayaan. https://doi.org/10.14710/sabda.12.2.161-171
Sari, D. A. A. (2018). SELAMETAN KEMATIAN DI DESA JAWENG KABUPATEN BOYOLALI. Haluan Sastra Budaya. https://doi.org/10.20961/hsb.v1i2.15188
Wardana, M. A. K. (2018). Diagnosa Literasi Humanistik dalam Model Pembelajaran Konstruktivis pada Mahasiswa Politeknik Ganesha Guru. Seminar Nasional Riset Inovatif 2018 ISBN 978-602-6428-73-8, 92–96.