Rasionalisasi Gerakan Literasi Di Sekolah Dasar
Abstract
Survey internasional tentang keterampilan membaca peserta didik Indonesia menduduki peringkat bawah. Keterampilan membaca pada abad 21 menuntut kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis dan refrektif, sedangakan sekolah belum mampu mengajarkan kompetensi tersebut. Kegiatan membaca perlu dikuatkan dengan pembiasaan membaca di keluarga dan masyarakat. Literasi adalah gerakan atau upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat (berpendidikan) sepanjang hayat dengan melibatkan publik. Literasi abad 21 menuntut siswa mampu memiliki kemampuan dalam mengakses, memahami dan menggunakan informasi secara cerdas. Sekolah disebut literat ketika sekolah menyenagkan dan ramah anak dimana semua warga sekolah menunjukkan empati, kepedulian semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan cakap berkomunikasi dan berkontribusi pada lingkungan social. Semua warga sekoah dan luar sekolah wajib terlibat dalam penumbuhan budaya literasi. Secara umum tujuan Gerakan Literasi Sekolah adalah menumbuhkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar menjadi pembelajar sepanjang hayat. Secara khusus tujuan GLS; menumbuhkankembangkan budaya literasi membaca dan menulis, meningkatkan kapasistas literat sekolah, menjadi taman balajar yang menyenangkan dan ramah anak dan mampu mengelola pengetahuan, serta keberlanjutan pembelajaran dengan manghadirkan beragam buku dan mewadahi berbagai strategi belajar. Ruang lingkupo GLS meliputi sarana fisik, lingkungan social dan afektif, serta lingkungan akademik. GLS menyasar ekosistem sekolah. Prinsip literasi adalah: tahapan perkembangan, berimbang, terintegrasi dan holistic, berkelanjutan, kecakapan berkomunikasi serta keberagaman. Tahapan literasi adalah: pembiasaan literasi, pengembangan literasi dan literasi tahap pembelajaran. Instansi yang terkait dengan pelaksanaan literasi: Kemendikbud, Disdipora, satuan pendidikan dan LPMP.
References
Mariana, I. M. A., & Anggreni, N. M. (2019). Map of the implementation of the School Literacy Movement on Hinduism at Primary School in Badung Regency. Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies, 3(1), 31-38.
Nurmawati, N. K. Y., & Madra, I. W. (2018). Peranan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Dan Kompetensi Guru Agama Hindu Di Sekolah Dasar. Jurnal Penjaminan Mutu, 4(2), 184-192.
Palistini, N. L. A. (2018). Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Hindu Pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Sukadana. Jurnal Penjaminan Mutu, 4(1), 95-100.
Sudana, I. M., & Sudarsana, I. K. (2018). Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran Agama Hindu Di Sekolah Luar Biasa C Negeri Bangli. Jurnal Penjaminan Mutu, 4(2), 208-218.
Sudarsana, I. K. (2016). Peningkatan Mutu Pendidikan Luar Sekolah Dalam Upayapembangunan Sumber Daya Manusia. Jurnal Penjaminan Mutu, 1(1), 1-14.
Suragangga, I. M. N. (2017). Mendidik lewat literasi untuk pendidikan berkualitas. Jurnal Penjaminan Mutu, 3(2), 154-163.
Tanu, I. K. (2016). Pembelajaran Berbasis Budaya Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah. Jurnal Penjaminan Mutu, 2(1), 34-43.